SEBAGAI seorang muslim, seyogyanya kita tidak menyia-nyiakan “musim ibadah” dan hendaknya kita termasuk orang-orang yang berlomba untuk memanfaatkan musim ibadah tersebut. “… dan dalam hal itu, maka hendaknya orang berlomba-lomba.” (QS. Al-Muthaffifun: 26).
Pada dasarnya, orang-orang yang berkeinginan mulia serta mengikuti jejak semangat kaum salafus saleh akan sangat intensif memanfaatkan musim ibadah tersebut. Dan bagi kita dalam diri Rasulullah SAW terdapat teladan yang bagus.
“Karena itu, semangatlah menyambut bulan suci Ramadhan sebagai kesempatan emas untuk melakukan ibadah kepada Allah SWT. Kemudian, sesama muslim kita juga harus meningkatkan keimanan di bulan Ramadhan. Hal tersebut bisa diwujudkan dengan menjaga silaturrahmi antarumat muslim, meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta saling menghormati antarumat beragama,” ungkap Yulius, anggota DPRD Kota Lubuklinggau dari Fraksi Gabungan Kebersamaan, kepada wartawan koran ini, Senin (9/8).
Ditambahkannya, sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, kita harus gembira dan berbahagia dengan datangnya Ramadhan. Di dalam hadits sahih disebutkan bahwa Rasulullah SAW. Memberikan kabar gembira kepada sahabat-sahabatnya dengan datangnya bulan Ramadhan.
“Sebagaimana telah dijelaskan Allah dalam Al Quran, telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang penuh diberkahi Allah SWT di dalamnya. Di mana Allah menurunkan rahmat, menghapuskan kesalahan-kesalahan dan memperkenankan doa, serta melihat kamu dalam berlomba-lomba di dalamnya, lalu Dia membanggakan kamu kepada malaikat. Maka perlihatkanlah dirimu kepada Allah dengan kebaikan. Sebab sesungguhnya orang yang celaka adalah orang yang terhalang dari rahmat Allah di dalamnya. Janji Allah dan seruan Rasulullah SAW itu dimaksudkan untuk memasukkan rasa senang dan bahagia dalam jiwa para pendengarnya,” papar pria yang lahir di Lubuklinggau, 30 Juli 1977 lalu itu.
Hal lain yang bisa dilakukan yakni dengan memperbanyak do’a, karena bulan Ramadhan itu bulan yang penuh berkah, hendaknya kita memohon kepada-Nya agar dapat sampai pada bulan Ramadhan dalam keadaan sehat. “Dengan nikmat kesehatan, kita akan mampu menjalani ibadah, baik itu puasa, tarawih, dzikir, dll. Sebab, betapa banyak orang yang menunggu Ramadhan, lalu datang ajal sebelum datangnya Ramadhan,” lanjut suami dari Regina serta ayah dari Natsya itu.
Kemudian, dengan memahami ilmu dan hukum puasa Ramadhan. Hukum-hukum yang berkaitan dengan puasa Ramadhan termasuk ilmu yang tidak boleh tidak harus dipahami oleh setiap muslim. Seperti diriwayatkan Ibnu Abdilbar, yakni “Dan sesungguhnya puasa Ramadhan adalah kewajiban bagi setiap individu, dan dengannya dia harus mengetahui tentang hal-hal yang menjadikannya sempurna puasa dan yang merusak nilai-nilai puasa”.
Karena itu, sambutlah puasa itu, dengan mempelajari kitab-kitab yang bermanfaat dan memperjelas apa yang ingin kita ketahui tentang hukum-hukum yang berkaitan dengan bulan suci ini. Dan hendaknya juga berupaya mengajarkan hukum-hukum tersebut kepada keluarga dan lingkungan tetangga yang belum mengetahuinya agar memperoleh hikmah.
“Dan tak kalah pentingnya, yakni menyusun program aktivitas ramadhan. Jika sudah berlalu, Ramadhan tidak akan kembali, kecuali kita masih diberi kesempatan hingga tahun depan. Karena itu, jangan sampai terlewatkan dengan sia-sia. Untuk mengisinya, lakukanlah aktivitas-aktivitas yang akan mampu merealisasikan tujuan puasa Ramadhan dengan tujuan untuk menjadi takwa,” pungkasnya.(07)
Selasa, 10 Agustus 2010
Yulius: Sambut Ramadhan dengan Tiga Hal Penting
Edisi
Selasa, Agustus 10, 2010
0
komentar
Diposting oleh
linggaupos
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar