LUBUKLINGGAU–Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) dan Wakil Kepala Daerah merupakan pesta demokrasi rakyat. Masyarakat merupakan instrument terpenting karena dari pelaksanaan tersebut, ‘suara rakyat adalah suara Tuhan’ yang mengindikasikan bahwa rakyat memiliki peran n penting dalam membangun demokrasi kehidupan bernegara. Dalam hal ini Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) mencoba membangun kesadaran tersebut melalui kekuatan bersama yang terajut dari berbagai elemen bangsa yang mendiami teritorial Indonesia, khususnya Kabupaten Musi Rawas (Mura). Pernyataan itu dikatakan Wakil Ketua Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sematera Selatan (Sumsel), Dedy mengatakan kepada wartawan koran ini, Selasa (18/5).
Ia menambahkan, kemampuan kritis analitis harus tertanam dalam diri setiap anak bangsa, khususnya di Kabupaten Mura guna mendiagnosa dan membedah semua permasalahan yang ada agar Pemilukada yang sebentar lagi akan dilaksanakan di daerah tersebut, dapat berjalan sesuai dengan UU yang berlaku.
Dalam konsep ini, GMNI Cabang Lubuklinggau dan Musi Rawas (Mura) ingin memberikan pemikiran kritis analitisnya melalui momentum hari lahirnya Pancasila 1 Juni 2010. GMNI berusaha menggagas sebuah ide untuk menyatukan kerja kolektif dari setiap stakeholder yang ada di Kabupaten Mura untuk dapat merencanakan pemilukada yang damai serta mengedepankan azaz Pemilu yang Luber (Langsung Umum Bebas Rahasia) dan Jurdil (Jujur dan Adil) melalui sebuah kegiatan diskusi public yang melibatkan unsur-unsur yang terlibat dalam proses pemilukada Kabupaten Mura. "Untuk itu indikasi yang kami temukan dilapangan yakni adanya intimidasi oknum perangkat Kades kepada masyarakat, adanya isu bahwa kandidat-kandidat tertentu yang telah melakukan provokasi terhadap masyarakat, adanya gesekan yang sangat kuat antar masyarakat yang disebabkan memelalui isu sara,"kata Dedy.
Kemudian sambung Dody, kecenderungan oknum penyelenggara Pemilu dilapangan akan berpihak kepada salah satu kandidat. Hasil polling yang dikeluarkan oleh salah satu lembaga survey ditengah-tengah masyarakat yang sumbernya dan tingkat kepercayaan sulit dipertanggung jawabkan dimana seolah-olah kandidat tersebut sudah menang.
Maka dari intimidasi tersebut, lanjutnya, GMNI menargetkan apa yang akan dicapai bersama yaitu tercipatnya Pemilukada Mura yang aman dan damai serta terselenggaranya Pemilukada yang Luber dan Jujur dengan cara mengajak semua elemen masyarakat dan stakeholder serta panitia penyelenggara untuk memecahkan masalah tersebut. Kemudian mengimbau masyarakat dan stakeholder untuk dapat mengawasi serta memantau penyelenggara Pemilukada dan mendirikan posko pengaduan. "Apabila ditemukan penyimpangan dan kecurangan terhadap proses pemilukada untuk dapat ditindak lanjuti oleh lembaga yang telah di tunjuk oleh pemerintah sesuai dengan UU. Semua itu harus dilakukan mengingat proses Pemilukada rentan akan kecurangan yang bisa menimbulkan perpecahan antar pendukung yang akan menjadi korban,"paparnya.(10)
Rabu, 19 Mei 2010
GMNI Harapkan Pemilukda Mura Luber dan Jurdil
Edisi
Rabu, Mei 19, 2010
0
komentar
Diposting oleh
linggaupos
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar