LUBUKLINGGAU–Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Sumpah Undang-undang (SUU) menilai makna Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) 20 Mei 2010 belum menyentuh hati nurani pemerintah baik pusat maupun daerah. Buktinya tidak sedikit masyarakat didaerah terkena sengatan penjajah secara fisik maupun ilmu pengetahuan. "Masih dalam peringatan Harkitnas, tanpa demo, 20 Mei 2010, SUU bersuara kebangkitan bangsa Indonesia cukup derastis. Jika dilihat penguasa maupun pengusaha Indonesia adalah peringkat 10 besar orang terkaya didunia. Namun kebangkitan bangsa dan Negara tidaklah merata. Bagi seluruh tumpah darah Indonesia, miskin pengangguran terus bertambah. Dalam peringatan Harkitnas mau tidak mau suka tidak suka, SUU mengajak, mengimbau kepada para petinggi Negara dan daerah menginstropeksi diri. Pemerintah harus menyikapainya karena dalam undang-undang rakyat miskin ditanggung Negara," jelas koordinator LSM SUU Herman Sawiran kepada wartawan koran ini.
Namun kata Herman pada kenyataannya, UU tersebut belum diterapkan pemerintah sepenuhnya. "Rakyat bodoh semakin bodoh. SUU mengecam Harkitnas terus diperingatkan namun hanya dijadikan seremonial saja,jarang merekat dijiwa para pejabat-pejabat milioner yang hanya mengejar kepentingan-kepentingan pridadi tanpa mementingkan kepentingan umum,"terang Herman.
Seharus kata Herman pemerintah bertekat dengan kemampuan-kemampuan perut bumi di Negara Kesatuan Repoblik Indonesia (NKRI) tidak ada lagi warga miskin. "SUU mohon maaf saat Harkitnas tidak diperingatkan melalui aksi demo karena sengaja SUU mengajak menyuarakan dari hasil investigasi dari kenyataan masih adakah kewajaran," katanya.(03)
Selasa, 25 Mei 2010
Kebangkitan Bangsa Indonesia Belum Merata
Edisi
Selasa, Mei 25, 2010
0
komentar
Diposting oleh
linggaupos
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar